Rabu, 31 Maret 2010

IBU

" Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di
meja... "

Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat.

Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah
Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

" Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah
dewasa " pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran.

Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa
Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang
kubaca...

orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap
kanak-kanak .....

tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu
sedih.

Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,

" Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin
Ibu sedih ? "

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana .
Terbata-bata Ibu berkata,

" Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu.
Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri.
Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa
lagi jajanin kalian.
Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.

Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan
bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk
saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk
Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera
putrinya ?

Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab,
" Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu.

Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan .

Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu.

Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu .

Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang
hamba,

itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian
mengisyaratkan kebahagiaan

di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap,

" Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan
yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan
sesuatu. "


Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang
wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti"
dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.
Tapi tidak!

Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik
anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada
siapapun.

Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud.

Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan
adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak
pernah membuat Ibu lelah..

Sanggupkah aku ya Allah ?

" Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin
dimeja..

" Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu
sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan
kuucapkan,

" Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati,
ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu,
Ibu...

Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa
menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan
kalimat "aku sayang padamu... ", namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta
yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ...

Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan
bahagia.



Wallaahua'lam


"Ya Allah, cintai Ibu dan ayahku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
mereka..., dan jika saatnya nanti mereka Kau panggil, panggillah dalam keadaan
khusnul khatimah.

Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi aku selagi aku kecil "

"Titip Ibu dan ayahku ya Allah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar